Pusat Tarjih adalah salah satu lembaga yang diinisiasi oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah bekerja sama dengan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Secara fungsi, Pusat Tarjih bertujuan untuk membantu menyelenggarakan dan atau menyukseskan program dan kegiatan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Di antara program berkala yang dijalankan oleh Pusat Tarjih adalah Sekolah Tarjih. Orientasinya adalah mencetak kader-kader tarjih yang nantinya dapat membantu majelis tarjih di PDM masing-masing. Kegiatan ini pada periode sebelumnya telah berlangsung selama empat gelombang; dua kali gelombang kelas dasar dan dua kali gelombang kelas lanjutan dan diadakan FGD setiap minggunya sebagai follow up dan wadah penggodokan beberapa kader yang dianggap lulus pasca pelatihan kader tersebut.

Sejak didirikan pada tahun 1927, Majelis Tarjih dan Tajdid tetap konsisten memberikan layanan kepada masyarakat dalam aspek keagamaan. Mulai dari hal-hal yang bersifat tuntunan  ritualistik seperti fikih ibadah,  hingga pemurnian akidah. Majelis Tarjih juga berperan penting dalam memberikan  tafsiran-tafsiran agama yang kreatif sebagai landasan normatif dinamisasi masyarakat. Dengan fungsi ini, program kerja Majelis Tarjih dan Tajdid diarahkan untuk memberikan arah bagi gerak maju Muhammadiyah.

Sebagai pemberi rambu bagi gerak langkah Persyarikatan, maka kerja ketarjihan secara umum meliputi tiga hal;  pengkajian, perkaderan ulama, dan pelayanan masyarakat. Pengkajian adalah ruh utama Majelis Tarjih dan Tajdid, olehnya perlu dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan. Dari kajian inilah lahir produk-produk pemikiran segar yang menjadi ciri khas gerakan tajdid. Perkaderan ada untuk menjaga ketersediaan ulama untuk masa depan, juga sebagai sarana transmisi manhaj dan etos tarjih pada generasi penerus. Pelayanan masyarakat terlaksana dengan pemberian fatwa sebagai jawaban dari problema yang dihadapi oleh umat.

Secara umum, kerja ketarjihan sebagaimana disebutkan di atas selama ini berjalan baik dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Namun demikian, tentu ikhtiar untuk mengoptimalkan amal Majelis Tarjih dan Tajdid harus tetap dilakukan. Salah satu langkah yang perlu diambil adalah pemusatan kerja-kerja ketarjihan.  Hal ini penting agar terjadi kepaduan dalam gerak langkah Majelis Tarjih. Di pusat kegiatan ketarjihan tersebut kegiatan intelektual para ulama dan kader-kader Persyarikatan bisa lebih optimal dengan iklim keilmuan serta fasilitas yang mendukung. Masyarakat pun akan tahu tempat untuk berkonsultasi atau sekedar ingin lebih mengenal Muhammadiyah.

Pemikiran di atas diharaapkan dapat terwujud dengan didirikannya “Pusat Tarjih Muhammadiyah”, yang nantinya akan menjadi sentra optimalisasi pelaksanaan program kerja Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah dengan berbagai fasilitas untuk kajian keislaman. Mulai dari perpustakaan yang lengkap dengan literatur-literatur induk sebagai bahan kajian dan rujukan sampai dengan peralatan untuk pelatihan astronomi. Dalam kegiatan ketarjihan tersebut kader-kader Tarjih Muhammadiyah, di antaranya alumni PUTM, Fakultas Syariah (baik PTN atau PTM) dan alumni-alumni Timur Tengah dilibatkan secara aktif. Dengan demikian, “Pusat Tarjih Muhammadiyah” juga menjalankan fungsi perkaderan. Keberadaan “Pusat Tarjih Muhammadiyah” sangat strategis sebagai wahana interaksi langsung ulama-ulama Tarjih dengan warga Persyarikatan dan umat Islam secara umum. Interaksi yang dimaksud bisa melalui kegiatan pengajian rutin, diskusi ilmiah atau penelitian ketarjihan. Lebih lanjut, proses istifta bisa berlangsung secara interaktif dengan konsultasi langsung di tempat tersebut.