Pusat Tarjih Gandeng OIF UMSU dan Pastron UAD Ukur Arah Kiblat Masjid-masjid di DIY dan Sekitarnya
Pusat Tarjih Muhammadiyah berkolaborasi dengan Observatorium Ilmu Falak (OIF) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) dan Pusat Studi Astronomi (Pastron) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dalam rangka mengukur arah kiblat masjid-masjid di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya. Dimulai sejak tanggal 5-9 Agustus 2019, tim ini berhasil mengukur 30-an masjid dan musala.
Program pengukuran arah kiblat ini merupakan salah satu program Pusat Tarjih Muhammadiyah di samping program-progam unggulan yang lain. Program ini merupakan pengejawantahan spirit tajdid yang telah lebih dahulu digelorakan oleh sang pendiri Muhammadiyah, Kyai Haji Ahmad Dahlan.
“Ada sekitar 40-an masjid yang minta diukur arah kiblatnya. Masjid-masjid ini tidak terbatas hanya di daerah DIY, tapi juga daerah-daerah yang lain, seperti Garut, Banyuasin, Ponorogo, Wonosobo, Klaten, dan Purworejo. Selama lima hari ini kita baru bisa menyelesaikan sekitar 30-an masjid, yang kebanyakan berada di daerah DIY, Klaten, dan Purworejo. Karena keterbatasan waktu dan mempertimbangkan satu dan lain hal, untuk daerah-daerah yang lain akan kita agendakan di hari-hari ke depan insya Allah,” ungkap Kepala Pusat Tarjih Muhammadiyah, Niki Alma Febriana Fauzi.
Dalam pengukuran arah kiblat tersebut, masjid-masjid dan musala, baik kecil maupun besar berhasil diukur oleh tim. Di antaranya ialah masjid kampus terpadu Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta yang akan segera dibangun dan juga masjid raya al-Muttaqin Prambanan Klaten.
Dalam kesempatan itu pula, diadakan penandatangan MoU antara Pusat Tarjih Muhammadiyah dan Obeservatorium Ilmu Falak UMSU. Penandatangan MoU tersebut dalam rangka kerjasama berbagai program yang dapat dikolaborasikan ke depannya. Sebagai informasi, OIF UMSU merupakan observatorium pertama dan terlengkap di lingkungan perguruan tinggi Muhammadiyah.
“Kami bersyukur dan bahagia OIF UMSU bisa menjalin kerjasama dengan Pusat Tarjih Muhammadiyah UAD. Dimulai dengan pengukuran arah kiblat ini. Mudah-mudahan ke depan akan banyak program-program, khususnya yang berkaitan dengan astronomi dan ilmu falak, dapat dikolaborasikan secara bersama-sama. MoU ini juga merupakan upaya OIF UMSU untuk berkiprah di kancah nasional, dan mudah-mudahan ke depan dapat eksis dalam skala global,” jelas Arwin Juli Rahmadi Butar-Butar, kepala OIF UMSU.
Pemegang gelar doktor dalam bidang filologi astronomi tersebut mengatakan bahwa observatorium adalah salah satu tonggak peradaban suatu umat. Oleh karena itu, umat Islam apabila ingin menjadi umat yang maju maka harus memperhatikan eksistensi suatu observatorium. Keberadaan OIF UMSU yang cukup fenomenal itu memompa semangat beberapa perguruan tinggi Muhammadiyah yang lain untuk dapat juga mendirikan observatorium serupa. Salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah tersebut adalah Universitas Ahmad Dahlan. UAD yang sedang membangun gedung-gedung mewahnya juga tidak lupa membangun observatorium sebagai sarana penunjang ilmu pengetahuan dan peradaban. Bertempat di lantai 10 kampus utama UAD, observatorium ini sudah mulai dioperasikan dan dibuka untuk umum. Observatorium ini dikelola langsung oleh Yudhiakto Pramudya, kepala Pusat Studi Astronomi UAD jebolan Amerika dan tim.
***
Beberapa foto saat pengukuran arah kiblat masjid