Muhammadiyah Siap Susun Fikih Difabel
Perhatian terhadap saudara-saudara difabel yang diberikan pemerintah maupun masyarakat kita masih sangat minim. Hal ini misalnya dapat dibuktikan secara sederhana dengan melihat fasilitas-fasilitas umum yang belum ramah difabel. Tidak hanya itu, tempat-tempat ibadah yang seharusnya memberikan fasilitas kenyamanan terhadap siapa saja yang mau beribadah juga seakan lupa terhadap hal ini. Pada titik inilah, organisasi keagamaan sudah saatnya memberikan perhatian lebih pada soal disabilitas.
Dalam semangat inilah, Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih dan Tajdid bekerjasama dengan Majelis Pemberdayaan Masyarakat, Pusat Tarjih Muhammadiyah, dan Universitas Ahmad Dahlan akan melaksanakan Workhsop Fikih Difabel. Workshop ini merupakan langkah awal Muhammadiyah guna mengumpulkan bahan sekaligus mengkonstruksi kerangka awal dari Fikih Difabel yang menjadi salah satu materi yang akan dimusyawarahkan dalam Munas Tarjih ke-31 tahun 2020 mendatang.
Workshop ini akan mengundang narasumber utama dari berbagai kalangan dengan lintas perspektif, sehingga diharapkan penyusunan Fikih Difabel ini dapat merangkum semua persoalan yang dihadapi teman-teman difabel. Workshop ini akan dilaksanakan pada hari Ahad, 2 Desember 2018 di Auditorium Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan, komplek Kampus 4 UAD di Tamanan, Banguntapan, Bantul.
Sebagai narasumber adalah Prof Dr H Amin Abdullah (Fikih Difabel perspektif filosofis dan normatif), Dr Fatah Santoso MA (Fikih Difabel perspektif fikih), Dr Arif Maftuhin (Fikih Difabel perspektif HAM), Nuning Suryatiningsih (Fikih Difabel perspektif sosiologi/psikologi), dan perwakilan dari Center for Disability and Humanity (Fikih Difabel perspektif kesehatan).
Workshop ini akan dibuat dua sesi, yaitu sesi pemaparan dari para narasumber di atas, dan dilanjutkan diskusi perkelompok sesuai dengan perspektif keilmuan. Diskusi perkelompok ini diharapkan dapat menajamkan gagasan dan mengerucutkan persoalan secara lebih rinci.